Assalamualaikum,
25 Oktober 2014, hari ini Saya mulai mengetik sebuah karangan kata yang tertulis
dalam sebuah lembaran kertas putih tanpa noda. Artikel ini saya tulis khusus
untuk membahas dan mengenang sebuah tempat sejarah di Ibu kota negara Republik
Indonesia yang mereka kenal sebagai DKI Jakarta.
Tempat ini
hanya memiliki 7 huruf kata yang masing2 di isi dengan kata S, T, A, D, I, O,
N. Yap, jika digabungkan akan menjadi sebuah nama yaitu STADION. Tahun seiring telah berganti, dari tahun ke
tahun kota tercinta kita Jakarta banyak sekali terdapat kenangan manis dan pait
tentang Stadion, khususnya yang dipakai oleh club kebanggaan dan tercinta kita
warga Jakarta, yaitu PERSIJA JAKARTA. “Apa PERSIJA JAKARTA itu?”, mungkinkah
masih ada warga Jakarta yang berbicara tanya seperti itu? Wah, saya dan kalian
pasti berpikir sama yaitu ‘TIDAK ADA!’ tapi jikapun segilintir orang masih ada
yang menanyakan seperti itu, saya pribadi hanya bisa menjawabnya dengan kata
‘HAHAHA’.
2014,
tahun ini bukanlah tahun ‘masa lalu’ sekarang kita sudah hidup berada di masa
yang sangat modern. Gedung-gedung tinggi pencakar langit yang nan begitu
indahnya sudah menempel permanent di tanah kota ‘Betawi’, bahkan sebuah monumen
kebangaan waga Jakarta dan ikon dari Jakarta yaitu Monas bisa dibilang kalah
indah dari bangunan-bangunan itu. Ataupun Stadion? Apa kalian tahu stadion2 di
Jakarta yang sampai saat ini masih berdiri sekokoh-kokohnya? Mungkin sebagian
besar orang pasti menjawab, Stadion Utama Gelora Bung Karno. Benar bukan?
Memang benar, Stadion ini masih berdiri sekokoh-kokohnya di tanah Betawi dan
juga saat ini menjadi homebase club utama kebanggaan orang betawi PERSIJA
JAKARTA.
Sebenarnya, SUGBK bukanlah
stadion permanent PERSIJA, utamanya stadion ini adalah stadion utama yang di
miliki Indonesia yang digunakan untuk pertandingan-pertandingan Timnas
Indonesia yang hanya berada di DKI Jakarta. Bahkan, PERSIJA jika ingin berlaga
di stadion nan besar ini harus membayar uang sewa terlebih dahulu. Aneh bukan?
Sebuah club membayar uang sewa di stadion kebanggaannya sendiri? Haha, karena
utamanya stadion ini milik negara bukan milik pribadi dan bukan dibangun khusus
untuk PERSIJA. Sebenarnya, PERSIJA sendiri memiliki banyak stadion utama
sebelum SUGBK yang bahkan menjadi stadion khusus PERSIJA JAKARTA, sebut saja beberapa
stadion yaitu stadion Menteng dan stadion Lebak Bulus.
Stadion
Menteng dan Lebak Bulus, 2 stadion ini
pasti tidak asing lagi ditelinga para pecinta PERSIJA JAKARTA. Ya, memang banyak
sekali kenangan-kenangan yang ada di 2 stadion sejarah ini untuk PERSIJA. Tapi
sekarang, stadion ini hanya tinggal sebuah nama, sebuah kenangan, dan sebuah
kebanggaan. 2 stadion ini kalo bisa di artikan memanglah tak semewah seperti
Old Trafford di tanah Manchester, tak sebesar Camp Nou di tanah Barcelona dan
tak seindah Allianz Arena di tanah Munich. 2 Stadion ini hanyalah sebuah
stadion yang bisa dibilang ‘kecil’ untuk di bandingkan dengan stadion-stadion
diatas bahkan jika dibandingkan dengan SUGBK, kapasitas 2 stadion ini tidaklah
ada artinya. 10.000 dan 15.000, itulah kapasitas bangku penonton yang hanya
tersedia di 2 stadion ini.
Kecil
bukan? Jika dibandingkan seberapa persen 10.000 dan 15.000 dengan kapastias
hampir 80.000? saya rasa 90% pun tidak mencukupi jika dibandingkan hehehe.
Stadion Menteng
8
tahun yang lalu berdiri sebuah bangunan yang membanggakan warga Jakarta
tepatnya di daerah Jakarta Pusat. Ini adalah sebuah stadion sepak bola dan
bernama Stadion Menteng. Ya, siapa yang tak kenal dengan stadion satu ini?
Pasti para pencinta gila PERSIJA sudah tak asingkan dengan stadion satu ini? Stadion
yang menjadi kandang utama PERSIJA di masa lalu ini adalah stadion yang paling
banyak menyimpan sejarah untuk PERSIJA dan warga Jakarta sendiri, bahkanpun
Indonesia. Stadion ini terletak di Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta
Pusat yang memilik 10.000 kapasitas bangku penonton. Memang kecil, tapi kami
khususnya The Jak tidak melihat dari seberapa banyaknya bangku penonton yang
tersedia dan seberapa besarnya stadion itu sendiri. Besar-kecil, banyak-dikit
pun kami setia mendukung tim kebangaan kami PERSIJA JAKARTA. Itulah cara kami
mendukung sebuah tim kebangaan kami PERSIJA JAKARTA. Sebelum menjadi sebuah
stadion, awalanya hanya berupa tanah lapangan yang bernama Voetbalbond Indische
Omsterken Sport berdiri tahun sekitar 1921. Lalu, diubahlah menjadi sebuah
stadion yang di rancang oleh seorang arsitek Belanda, F.J. Kubatz dan P.A.J.
Moojen. Seiring berjalannya waktu dan perkembangannya stadion ini kemudian
dipakai khusus untuk PERSIJA. Tidak
sedikit sejarah yang terdapat di stadion ini untuk PERSIJA, bahkan di stadion
ini pula lahir beberapa pemain Legenda untuk club ‘Macan Kemayoran’. Sebut saja
seperti Abdul Kadir, Iswadi Idris, Ronny Pattinasarani, atau Djamiat Kaldar.
Stadion
ini memiliki tanah seluas 3,4 hektar dan sejak tahun 1921 sudah menjadi tempat
berolahraga oleh ‘Kompeni-kompeni’ Belanda. Tahun 1961 stadion ini digunakan
sebagai tempat latih dan tanding tim PERSIJA. Pada 1975, stadion ini ditetapkan
sebagai salah satu kawasan cagar budaya yang harus di lindungi menyusul
keputusan Gubernur Jakarta tahun 1975. Dan pada 26 Juli 2006, Stadion Menteng
resmi di ubah dan dialih fungsikan menjadi Taman Menteng. Dan, saat itulah
Stadion Menteng hanyalah sebuah kenangan sejarah manis yang tak bisa kita semua
lupakan begitu saja. Memang, untuk sekarang ini jika kita melintasi Jalan HOS
Cokroaminoto, Menteng, Jakarta Pusat yang terlihat hanyalah sebuah taman yang
cukup besar, sejuk dan banyak dikunjungi oleh anak-anak muda sekarang ini untuk
olahraga, refreshing ataupun berpacaran. Tapi saya yakin, khususnya untuk The
Jak dan pecinta ‘Gila’ PERSIJA lainnya mereka tidak hanya melihat tempat ini
sebagai sebuah taman, tapi mereka juga melihat, merasakan dan mengenang
kenangan sendiri yang ada jauh sebelum taman itu berdiri. Yaaaaa, yaitu sebuah
stadion yang menjadi kebanggaan dan markas besar tim PERSIJA yang bernama ‘Stadion Menteng’.
Stadion Lebak Bulus
Satu
lagi stadion yang menyimpan puluhan ribu sejarah dan kenangan untuk PERSIJA,
yaitu Stadion Lebak Bulus. Saya rasa jika disebutkan nama stadion ini banyak
yang sudah mengetahui bawasannya inilah salah satu kandang sang ‘Macan dari
Kemayoran’ yang sangat angker bagi lawan-lawan tanding sang Macan (sebelum
SUGBK saat ini). Stadion ini terletak di kelurahan Lebak Bulus, Cilandak,
Jakarta Selatan yang berkapasitas 15.000 bangku penonton yang tersedia. Faktanya, sebelum stadion ini digunakan oleh
tim PERSIJA, stadion ini sudah terlebih dahulu menjadi markas besar tim Pelita
Jaya dan juga sempat menjadi stadion kandang untuk laga pertandingan Persitara.
Stadion ini termasuk salah satu stadion yang bertaraf Internasional khususnya
di Indonesia dan sudah sering digunakan sebagai event-event Internasional
seperti salah satunya Kualifikasi Piala Asia U-16 2008 Grup G.
PERSIJA
sendiri menggunakan stadion ini untuk mengikuti kompetisi sepakbola nasional,
Liga Super Indonesia(LSI) pada tahun 2008. Setiap PERSIJA bertanding, stadion
ini pasti selalu dipenuhi oleh kelompok supporter fanatis (The Jak) yang bisa
dibilang ‘Gila’ tanpa hentinya mendukung PERSIJA kapanpun dan dimanapun PERSIJA
berada. Stadion ini juga menjadi salah satu stadion kesayangan The Jak. Di
stadion ini, kata-kata chants untuk mendukung PERSIJA seperti ‘Beginilah jadi
The Jak Mania, selalu setia mendukung PERSIJA’ atau ‘Orang bilang kami ini
kesurupan, demi PERSIJA apapun kulakukan’, sudah tak asing terdengar distadion
ini dan bahkan wajib bergema setiap PERSIJA berlaga. Stadion ini juga bisa dibilang menjadi rival
abadi dari Stadion Siliwangi,Bandung yang menjadi markas besar rival abadi dan
selamanya dari PERSIJA, yaitu PERSIB ‘Maung Bandung’. Jika mereka berdua
bertemu dalam satu laga khususnya distadion LB, sudah dipastikan disetiap
tribun dari stadion ini pasti penuh sesak merayap di penuhi ribuan The Jak dan
bahkan sampai ‘Luber’ ke pinggir2 lapangan ataupun mereka yang tidak dapat
masuk ke stadion dan hanya menyaksikan dan mendukung diluar stadion. Tapi,
untuk sekarang ini Persija sudah tidak menggunakan stadion ini karena tidak
sesuai dengan standar Badan Liga Indonesia karena stadion ini memiliki
kapasitas yang kurang memadai untuk menampung penonton atau khususnya The
Jakmania yang sangat ‘Gila’ untuk
mendukung PERSIJA. Bahkan, rencana pemerintah sekarang ini adalah menggusur
Stadion Lebak Bulus dan menggantikannya menjadi jalur transportasi umum yaitu
Mass Rapid Transsit (MRT). Sedih bukan?
Yaaa.... jelas memang sedih bagi kita semua karena banyaknya kenangan
yang tersimpan di stadion ini pada ujung-ujungnya memang harus dibongkar dan
digusur menjadi sebuah jalur transportasi umum yang PROSES PENGERJAANNYAPUN
BELUM JELAS SAMPAI SEKARANG. Tapi
yah...........................................................................
mau dikata apa? untuk sekarang ini nama Stadion Lebak Bulus dan semua kenangan,
dan kegilaan The Jak yang berada di stadion ini hanya tinggal sebuah kenangan
yang hanya bisa kita ceritakan oleh anak-anak muda dan anak-anak kita kelak yang
baru terlahir di jaman modern ini dan ingin jauh mengenal stadion kebangaan
club kesayangan kita PERSIJA dan kita bersama. Anggap saja ini salah satu
stadion yang me Legenda untuk kita semua yang bernama Stadion Lebak Bulus.
Itulah beberapa sepenggalan cerita
singkat sejarah 2 stadion yang menjadi kebanggaan kita dan selalu kita kenang
kapanpun dan dimanapun. Memang, stadion diatas bukanlah hanya 2 stadion yang
pernah ditempati menjadi markas PERSIJA, banyak stadion-stadion lain yang
pernah ditempati oleh PERSIJA. Tapi, dari beberapa stadion yang pernah ada, 2
stadion itulah menyimpan sebuah kenangan tersendiri bagi kita. Saya yakin,
mungkin jika di tanya/diminta untuk memilih 2 stadion itu dengan SUGBK untuk
menjadi homebase PERSIJA, banyak yang memilih 2 stadion itu. Seberapa yakin
? SANGAT YAKIN! Karena banyakkan alasan2 tersendiri, bahkan sebesarnya
SUGBK, sebagusnya SUGBK, sebanyakannya kapasitas bangku penonton SUGBK yang ada
sampai kapanpun akan sulit untuk menandingi kisah sejarah dan kenangan dari
Stadion Menteng dan Stadion Lebak Bulus itu sendiri. Dan, mungkin harapan kami The Jak adalah
PERSIJA bisa memiliki dan menggunakan stadion khsus utnuk PERSIJA itu sendiri.
Jadi, tidak perlu lagi ada uang sewa stadion, ataupun ada masalah-masalah lain
jika menggunakan stadion bukan khusus pribadi selain uang sewa adalah terbenturnya jadwal gelar laga dengan
kepentingan acara(Event) lain, itu yang sering kita alamikan. Maka dari itu kami
sangat berharap bisa mendapatkan sebuah stadion khusus yang layak untuk PERSIJA
pribadi.
Wassalamualaikum,
NOTE: Artikel khusus lomba event @JakOnline